Jakarta- Mandiri Mandalika Festival of Speed (Mandiri MFoS) 2024 yang dilaksanakan pada tanggal 6-8 Desember 2024 merupakan ajang penutup kegiatan balap di Pertamina Mandalika International Circuit. Sisa hari di bulan Desember akan diisi dengan berbagai kegiatan Track Day baik roda-2 maupun roda-4 dan tentunya kegiatan rutin Lampaq dan Track Experience yang sering diikuti oleh masyarakat umum.
Di tahun 2025, MGPA akan mengadakan berbagai kegiatan sesuai dengan Calendar of Event (CoE) 2025 (terlampir). Kegiatan utama di 2025 ini meliputi ajang balap roda-4 seperti ajang balap GT-FANATEC Asia yang akan dilaksanakan pada bulan Mei 2025 yang merupakan ajang balap roda-4 dengan status Kejuaraan International, serta Porsche Carrera Cup Asia. Kedua balap diatas akan menggunakan peraturan Fédération Internationale de l’Automobile (FIA), sebuah organisasi internasional yang mengatur berbagai aspek olahraga otomotif dan mobilitas di seluruh dunia. FIA bertanggung jawab untuk menetapkan standar keselamatan, regulasi teknis, dan homologasi sirkuit balap. Salah satu contoh homologasi yang dilakukan oleh FIA adalah di Sirkuit Internasional Mandalika, yang mana berbagai inspeksi dan penyesuaian akan dilakukan untuk memenuhi standar FIA.
Pada tahun 2023, telah dilakukan dua kali inspeksi oleh FIA yang juga dihadiri oleh wakil dari Ikatan Motor Indonesia (IMI). Dari inspeksi tersebut, FIA melalui IMI, memberikan beberapa catatan resmi perihal perubahan yang harus dilakukan oleh MGPA selaku pengelola sirkuit untuk dapat mengadakan ajang balap roda-4 dibawah FIA. Beberapa perubahan yang telah dilakukan meliputi:
Penambahan tire barrier di beberapa tikungan.
Pemasangan brake marker menjelang beberapa tikungan.
Perubahan penempatan CCTV Camera untuk memantau kendaraan di dalam sirkuit.
Perubahan tempat pos marshal di beberapa titik.
Berbagai hal diatas sudah selesai dikerjakan, dan salah satu hal paling penting yang diminta oleh FIA adalah penerapan batasan-batasan Track Limit di beberapa entry apex corner dan juga di exit corner.
Pengertian Track-Limit dalam balap roda-4 di Bawah FIA sesuai dengan penjelasan Priandhi Satria selaku Direktur Utama MGPA bahwa, “Track Limit adalah batasan yang ditetapkan oleh FIA setelah memeriksa lintasan sirkuit, untuk memastikan bahwa pada saat balap, para pembalap dengan kendaraannya tetap berada di dalam jalur lintasan yang telah ditentukan. Dalam konteks balap roda-4 di bawah regulasi FIA, track limit biasanya ditandai dengan garis putih di tepi lintasan. Pembalap dianggap melanggar track-limit jika tidak ada bagian dari mobil (roda) yang tetap berada di dalam garis putih tersebut”.
Tujuan dari penerapan track limit adalah untuk mencegah pembalap mendapatkan keuntungan dengan keluar dari lintasan yang ditentukan, yang biasanya bisa memberikan keuntungan tidak adil dalam hal kecepatan masuk dan keluar tikungan dan tentunya akan mendapatkan catatan waktu lebih baik atau bahkan mendapatkan posisi yang lebih baik. Pelanggaran terhadap track limit dapat mengakibatkan penalti, seperti peringatan, penalti waktu, atau bahkan diskualifikasi dalam kasus yang ekstrim.
Dengan menerapkan batasan track-limit, termasuk di entry apex corner dan exit corner, Pertamina Mandalika International Circuit diharapkan dapat memenuhi standar keselamatan dan fair play yang ditetapkan oleh FIA, sehingga dapat mengadakan ajang balap roda-4 yang kompetitif dan aman.
Dalam balap roda-4 di bawah regulasi FIA, penggunaan speed bump (seperti polisi tidur) sebagai track limit adalah salah satu cara untuk memastikan pembalap tetap berada di dalam batas lintasan yang ditentukan. Berikut adalah beberapa contoh dan karakteristik dari speed bump yang digunakan sebagai track limit.
Karakteristik Speed Bump untuk Track Limit:
Tinggi dan Panjang : Speed bump biasanya memiliki tinggi sekitar 2,5cm hingga15cm dan panjang sekitar 50cm hingga 1 meter.
Material : Dibuat dari bahan yang tahan lama seperti karet atau aspal untuk menahan kecepatan dan gaya yang tinggi dari kendaraan balap.
Penempatan : Ditempatkan secara strategis sesuai dengan hasil simulasi FIA, di titik-titik kritis lintasan, seperti di entry apex corner dan exit corner, untuk memastikan pembalap tidak keluar dari batas lintasan.
Implementasi speed bump sebagai track limit di Pertamina Mandalika International Circuit akan membantu memenuhi standar keselamatan dan fair play yang ditetapkan oleh FIA, memastikan lingkungan balap yang kompetitif dan aman.
Pemasangan track limit dalam balap roda-4 memiliki beberapa dampak penting, baik dari segi keselamatan maupun fair play. Berikut adalah beberapa dampak utama:
Keselamatan Pembalap
Track limit membantu menjaga keselamatan pembalap dengan memaksa dan memastikan para pembalap tetap berada di dalam lintasan yang dirancang untuk balapan. Ini mengurangi risiko kecelakaan yang bisa terjadi jika pembalap keluar dari lintasan dan masuk ke area yang tidak aman
Fair Play dan Kompetisi yang Adil
Dengan adanya track limit, semua pembalap harus mengikuti jalur yang sama, sehingga tidak ada yang mendapatkan keuntungan tidak adil dengan memotong lintasan. Ini memastikan bahwa hasil balapan lebih adil dan kompetitif
Penegakan Aturan dan Disiplin
Track limit memaksa pembalap untuk lebih disiplin dalam mengendalikan kendaraan mereka. Pelanggaran terhadap track limit biasanya dikenai penalti, seperti peringatan, penalti waktu, atau bahkan diskualifikasi dalam kasus yang ekstrem. Ini membantu menjaga integritas balapan (https://context.id/read/1156/sejarah-aturan-track-limits-motogp).
Pengawasan dan Teknologi
Pemasangan speed bump track limit sering kali disertai dengan teknologi pengawasan seperti sensor dan kamera CCTV untuk memantau pelanggaran. Ini meningkatkan kemampuan penyelenggara balapan untuk menegakkan aturan secara transparan dan efektif
Pengalaman Penonton
Meskipun track limit dapat mengurangi beberapa manuver spektakuler yang mungkin dilakukan pembalap, mereka juga memastikan bahwa balapan tetap adil dan kompetitif, yang pada akhirnya meningkatkan pengalaman menonton bagi penonton
Dengan menerapkan track limit, Pertamina Mandalika International Circuit dapat memastikan bahwa balapan yang diadakan akan memenuhi standar keselamatan dan fair play yang ditetapkan oleh FIA, sehingga dapat mengadakan ajang balap roda-4 yang kompetitif dan aman.
Priandhi Satria menjelaskan “Pada saat ini MGPA sedang melakukan diskusi intensif dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) selaku perwakilan FIA di Indonesia dan juga berdiskusi langsung dengan FIA dan beberapa konsultan teknis yang sudah biasa bekerjasama dengan FIA dalam hal penerapan speed bump untuk track limit. Kami berharap proposal solusi yang kami ajukan ke FIA melalui IMI akan mendapatkan persetujuan di pertengahan bulan Januari 2025 nanti, sehingga kami dapat melakukan implementasi penerapan speed bump untuk track limit pada bulan Februari 2025 dan mendapatkan FIA Homologasi pada bulan April 2025 nanti”.
“Sebagai pengelola Pertamina Mandalika International Circuit, kami mengharuskan speed bump sebagai track limit ini adalah dengan tipe removeable (dapat dipasang dan dilepaskan dengan mudah), karena sirkuit ini juga dipakai untuk berbagai ajang balap roda-2 dibawah regulasi FIM. Jadi ini butuh diskusi panjang untuk mendapatkan solusi win-win bagi FIA dan FIM. Speed bump track limit ini harus merupakan tipe yang removable dalam artian dapat dipasang dan dilepaskan dengan mudah, sehingga setelah event roda-4 dapat dilepaskan dalam hitungan jam, sehingga tidak membahayakan berbagai kegiatan harian track-day dan event balap roda-2”, tutup Priandhi Satria.