Berita

Tingkatkan Nasionalisme Berlandaskan Islam, Danrem 162 Wira Bhakti Berikan Ceramah Kebangsaan 

×

Tingkatkan Nasionalisme Berlandaskan Islam, Danrem 162 Wira Bhakti Berikan Ceramah Kebangsaan 

Share this article

Lombok Barat- Dorong Rasa Nasionalisme berbasis Agama Danrem 162/ Wira Bhakti Brigjend TNI Agus Bhakti , S.IP, M.IP., M.Han. sampaikan Ceramah Kebangsaan di Pondok Pesantren Terpadu Al-Hamidiyah 2 dusun Montong alAre Tengah Desa Montong Are kecamatan Kediri kabupaten Lombok Barat.

Kepada Para Santri-santri wati, alumni lintas angkatan Ponpes Al-Hamidiyah hingga para Wali Santri Dan Masyarakat. Pada Rabu (15/1/2025)

Hadir dalam kegiatan tersebut pimpinan ponpes Al-Hamidiyah Kediri Dr. Lalu Muh.Ikbal Murad MA, Komandan Korem 162/WB Brigjen TNI Agus Bhakti S.IP M IP M.Han, Komandan Kodim 1606/Mataram Kolonel Arm. Muh.Saifudin KZ. S.sos M.Han.

Danramil 1606-04/Gerung Kapten Inf.Ahmad Baedawi, Kapolsek Kediri Akp Jahyadi Sibawaih, SH, Danposramil Kediri Peltu Muh.Baehaki.Camat Kediri H.Iswarta Mahmuluddin M.Pd kepala desa Kediri selatan dan Montong Are.

Acara diawali dengan pembacaan Al-Qur’an yang dibacakan oleh alhafidz Lalu M. Akram Aliyazi putra pimpinan pesantren yang telah menyelesaikan hafalan Al-Qur”an 30 juz di bawah bimbingan TGH. Khalid Ridwan ponpes Khusus Al-Aziziyah Gunung Sari.

Pimpinan Pondok Dr. Lalu M. Iqbal Murad, dalam sambutanya mengucapkan terima kasih atas kunjungan pak Danrem 162 Wira Bhakti Hal ini menunjukkan secara konkrit sinergi TNI dengan pesantren dalam mengawal nilai kebangsaan.

Baca Juga :  Dugaan Pencemaran Nama Baik dan Fitnah, Relawan dan Simpatisan RINTUN Kecam Pemilik Akun FB Londin Ler

“Panggung ini adalah panggung pak danrem, saya serahkan sepenuhnya untuk memberikan arahan dan bercerita tentang ketentaraan sebagai bekal santri dalam meniti masa depan mereka”. Jelasnya

Di tengah kecaman terhadap gerakan-gerakan kanan yang diasosiasiskan sebagai gerakan radikal, kita juga jangan lupa untuk mengecam dengan porsi yang sama terhadap gerakan kiri yang mencoba meruntuhkan nilai-nilai agama. Pesantren Al-Hamidiyah teguh dengan posisi berada di tengah-tengah (moderat) dengan mensyiarkan Washatiyatul Islam. Kementerian Agama merilis 4 Indikator moderasi Islam yakni : Komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penerimaan terhadap tradisi.

“Alhamdulillah Pesantren secara umum dan alhamidiyah secara khusus telah memahami dan menguatkan keempat hal ini dalam tradisi kepesantrenannya. Tandasnya

Ponpes menurutnya memiliki jiwa nasionalisme yang sama dengan keimanan karena hal tersebut selalu beriringan tidak bisa di pisahkan sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

” jangan ragukan komitmen pondok pesantren karena antara iman dan nasionalisme satu tarikan nafas” terangnya

Tokoh Intelektual, muda ini juga menekankan, bahwa pihaknya sangat berkomitmen bagaimana nilai-nilai berkebangsaan juga masuk di dalam Sanubari dan pergerakan anak-anak hari ini sampai dengan kedepannya.

” Kami memohon nanti pak Danrem untuk memberikan motivasi kepada kami semua bagaimana kami merawat Indonesia daerah ini dalam keragaman sehingga kita sampai kepada tujuan kita bersama.

Baca Juga :  Rebut Hati Pemilih dengan Cara Unik, Paslon Nomor 3 Manis Adakan "Begasap Empak" di Narmada 

Danrem 162/ Wira Bhakti Brigjend TNI Agus Bhakti , S.IP, M.IP., M.Han, dalam materi ceramahnya mengenalkan bangsa Indonesia terdiri dari 7 ribu lebih pulau, 300 lebih suku bangsa, kesenian, hasil dan kekayaan bumi melimpah sehingga tercipta rasa bangga dan cinta tanah air, dimana kita cinta dan bangga sebagai bagian dari indonesia yang disebut wawasan kebangsaan.

” Cinta dan rasa bangga dalam berbangsa dengan semua budaya yang ada didalamnya merupakan bagian dari wawasan kebangsaan” Terangnya

Danrem juga menuturkan bahwa bangsa indonesia pada jaman penjajahan, perang dunia ke I dan perang dunia ke 2 dimana bangsa indonesia terus berjuang menganggkat senjata untuk kemerdekaan, Pada 17 Agustus 1945 berkat rahmad allah Indonesia Merdeka.Dulunya perjuangan jelas merebut kemerdekaan dan saat ini tahun 2025 masuk di 100 tahun indonesia emas.

” dulu tantangnya merebut kemerdekaan namun saat ini bagaimana kita berjuang menciptakan generasi emas anak-anak Indonesia” tegasnya

Danrem juga menjelaskan indonesia merupakan bagian negara- negara di dunia yang saling berhubungan, saling membutuhkan dan memliki kepentingan masing – masing. Ada beberapa negara yang sedang konflik sehingga kita akan saling tarik menarik untuk meningkatkan SDM maupun sumberdaya alam untuk memersiapkan diri dalam menghadapi konflik seperti bela negara meliputi Cinta tanah air, Rela berkorban, Memiliki kemampuan dasar bela negara (wajib militer).

Baca Juga :  Menang Pilgub NTB, Begini Pesan Presiden Prabowo untuk Lalu Iqbal

“Ada beberapa negara yang sedang konflik sehingga kita akan saling tarik menarik untuk meningkatkan SDM maupun sumberdaya alam untuk memersiapkan diri dalam menghadapi konflik” lanjutnya

Selain itu juga penduduk indonesia sebagian besar menggunakan gadjet untuk mengakses media sosial sehingga banyak info yang harus disaring, maka sebagai santri bisa melakukan tugas dan tanggung jawab dengan baik sebagai bentuk sumbangsih kepada bangsa.

” Kita harus bisa mengupgrade diri Tetang wawasan kebangsaan sebagai warga negara dengan nilai nilai kebangsaan yaitu pancasila, UUD 1945 dan sebagai bangsa indonesia.” Jelasnya

Kegiatan ceramah kebangsaan oleh Danrem 162/Wira Bhakti dalam rangka memberikan pengetahuan tentang wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air kepada para santri dan satriwati pondok Pesantren Terpadu Al-Hamidiyah itu di harapkan bisa menjadi pengetahuan dan bekal bagi para santri-dan santriwati untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme yang berlandaskan Islam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *