BeritaPendidikan

PBNU Instruksikan Bumikan Sholawat Nahdiliyah atau Wirid Manhal Di Seluruh Jemaah Nahdiyin

×

PBNU Instruksikan Bumikan Sholawat Nahdiliyah atau Wirid Manhal Di Seluruh Jemaah Nahdiyin

Share this article
Oplus_131072

Jakarta- Semakin dikenal masyarakat luas di Indonesia sholawat Nahdiliyah atau Wirid Manhal karya Almagfurullah Tgh. Muhammad Faishal atau yang dikenal juga dengan (Datok Faishal) di minta oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk di jadikan aset keilmuan non benda dan akan di instruksikan untuk di bacakan setiap kegiatan di seluruh wilayah, cabang NU hingga jajaran di tingkat ranting NU seluruh Indonesia dan Luar negeri.

Tgh. Ma’arif Makmun pimpinan ponpes Manhalul Ma’arif darek Lombok Tengah, atau Rais Syuriah PCNU  Loteng itu menjelaskan awal mula Wirid Manhal itu di minta oleh PBNU diserahkan kepada mereka karena isi dan kromahnya sangat dirasakan oleh jemaah Nahdiyin di seluruh wilayah di Indonesia.

“Kami bersama zuriyat Datok Faishal diminta datang pada harlah NU tersebut untuk menghibahkan wirid Manhal atau sholawat Nahdliyah itu” jelas Tgh. Makmun ketika di hubungi pada Kamis (6/2/2025)

Selian itu jelasnya sholawat ini sudah lama di gaungkan di Lombok dan di ubah dalam bentuk lagu juga oleh Gus Munir Attambrani dengan group Debu yang juga ketua Lesbumi NU kota Depok. Dengan gubahan lagu sholawat Nahdiliyah. Dengan lagu itu jelas Tgh. Ma’arif menjadi viral di Depok, cianjur, hingga ke Kalimantan dan sampai ke pengrurus PBNU atau Rais Am PBNU sehingga bersama zuriyat berangkat kejakarta pada moment harlah NU ke 102, untuk menyerahkannya kepada PBNU.

“Sholawat Nahdiliyah ini viral mulai dari Depok dan seantero wilayah di Indonesia dan sering di lantunkan disetiap acara Nahdiyin. Lanjutnya

Proses hibah wirid Manhal atau sholawat Nahdiliyah tersebut langsung di serahkan oleh zuriyat Datok Faishal Tgh. Habib M. Faishal Hj. Baiq Setiati Faishal, Baiq Husnawati Faishal, Rois Am PWNU prof. Masnun Tahir pengurus PC NU Loteng yang diterima oleh Rois am PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, di Jakarta.

Baca Juga :  Muliakan Kaum Perempuan pasangan Amanah Setuju Dengan Konsep Paslon Fud-Aher

Dari penuturan Tgh. Ma’arif Makmun, Sholawat Nahdiliyah ini telah terbukti mampu menyelesaikan perselisihan di internal NU, ketika di lantunkan disetiap persoalan yang tengah di hadapi maka dengan sendirinya persoalan itu menemukan solusi yang terbaik.

” Berapa kali dulu terjadi gaduh dan perselisihan di internal NU dan sholawat ini yang di ajarkan guru saya insyaallah semua persoalan itu selesai dan terbukti” tangkap Tgh. Ma’arif Makmun

Dengan karomah tersebut sholawat Nahdiliyah ini dengan cepat di gaungkan di Depok malah bupati Depok telah membumikan sholawat ini di masjid pendoponya dan di sejumlah tempat di Depok.

” Bupati Depok malah menjadikannya pembuka kegiatan dan terus di bacakan” urainya

Khusus untuk di Lombok sudah lama di gaungkan namun dengan dijadikannya aset non benda oleh PBNU maka di instruksikan nantinya disetiap kegiatan jemaah Nahdiyin untuk terus melantunkan sholawat Nahdiliyah itu.

” Kedepan kami akan terus menggaungkan sholawat ini karena telah di instruksikan oleh PBNU” tegasnya

Sedikit ulasan Tetang Sholawat Nahdiliyah tersebut merupakan hasil dari karangan-karangan guru-guru Almagfurullah TGH Muhamad Faishal yang beliau kumpulkan sehingga sanatnya bersambung langsung dengan para waliyullah yang menjadi guru beliau kala itu. Bukan hanya dari karangannya saja. Wirid ini juga telah direkomendasikan oleh Rois Am PBNU ketika muhtamar di Situbondo pada tahun 1984.

Baca Juga :  Pasangan Iqbal Dinda Yakini Angka 3 Takdir Menjemput Kemenangan

“Wirid ini adalah satu-satunya yang direkomendasikan oleh para kiyai sepuh kala itu” jelasnya

Wirid Manhal juga telah di bahas dirumah KH. Asaad Samsul Arifin di tulis oleh KH. Ali Maksum di hadapan para kiyai dan para dewan Syuriah PBNU juga terdapat tulisan kecil dari beliau (red) untuk wirid tersebut di hafalkan oleh semua Nahdiyin sebagaimana mereka menghafal surat Al-fatihah.

” dari kiayi-kiyai sepuh terdahulu di wajibkan untuk di hafal dan di amalkan terus” tuturnya

Sementara itu PBNU sangat mengapresiasi karya dari Datok Faishal tersebut yang akan menambah khazanah keilmuan dan warisan non benda untuk NU dari para kiyai dan pendahulunya.

*Sosok Almagfurullah Tgh. L. Muhamad Faisal Praya*

TGH Lalu Muhammad Faisal atau dikenal pula dengan nama Datok Faisal adalah pendiri pondok pesantren (Ponpes) Manhalul Ulum Al-Islamiyyah Praya, Ponpes tertua Nahdlatul Ulama (NU) di Lombok Tengah.

Datok Faisal adalah satu di antara sederetan ulama yang karismatik di Pulau Lombok. Datok Faishal dilahirkan di Praya pada tahun 1925 M, di tengah-tengah keluarga yang sangat konsisten menjalankan agama.

Ayahnya adalah TGH Abdul Al Hannan juga adalah sosok ulama yang begitu intens terhadap Islam. Hal ini tentu saja selanjutnya menjadi nilai tersendiri bagi perjalanan intelektual Datok Faishal terutama dalam pengembangan Islam di Pulau Lombok. sosok Datok Faishal dan jejak perjuangannya mendakwahkan islam di Pulau Lombok. Datok Faisal sebagai seorang ayah yang humble, sangat konsisten terhadap pendiriannya dan sangat teguh memegang prinsip Sehingga masalah mengenai hukum agama itu tidak bisa ditawar-tawar. Siapapun yang mengubah-ubah yang beliau yakini sebagai hukum agama itu Insya Allah tidak akan bisa tergoyahkan.

Baca Juga :  Bejat Oknum Pengurus Ponpes Di Lobar Ramai-rami Cabuli Santriwatinya 

Keteguhan prinsip Datok Faisal tersebut menjadi prinsip anak-anak muda generasi Datok Faisal yang dijadikan sebagai pegangan. Sehingga selama kita berpegangan pada ajaran seperti itu Insya Allah akan tetap pada on the track dengan perjalanan mengikuti jejaknya

Ponpes Manhalul Ulum Sendiri sebagai jejak peninggalan didirikan oleh Datok Faisal pada tanggal 15 Mei 1956 Masehi.

Ponpes ini untuk menampung putra putri warga nahdliyin yang ingin sekali menempuh agama sehingga disiapkan ponpes yang berdiri di tanah sekitar 50 are ini.

Ponpes Manhalul Ulum ini tidak monolitik yang tidak hanya berada di satu tempat dan terpusat. Akan tetapi tetapi menyebar di banyak tempat.

Alumni-alumni yang pernah menimba ilmu juga banyak yang sudah mendirikan yayasan, lembaga pendidikan dan mengelola majelis taklim dan lain sebagainya. Banyak tuan guru yang punya lembaga dan ponpes besar di daerah ini adalah murid-murid beliau yang pernah menimba ilmu pada beliau.

Datok Faisal semula buka pesantren pada awalnya pengajian biasa yaitu bentuknya halaqah seperti pesantren tradisional.

Meskipun ada kurikulum pemerintah namun tetap berjalan kegiatan-kegiatan dil uar kurikulum pemerintah. Oleh karena itu, disamping ada madrasah terdapat pula diniyah, TK, takhasus dan kajian-kajian yang lain.

Kompleks pemakaman TGH Lalu Muhammad Faisal masih terletak dalam lingkungan Ponpes Manhalul Ulum Al- Islamiyyah Praya Lombok Tengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *