Lombok – Kementerian Kesehatan memilih Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai lokasi pilot project, penanganan kasus penyakit emergency melalui penerapan Province Command Center (PCC) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Sumarjaya mengatakan, keberadaan PCC disetiap daerah menjadi penting dalam memberikan pertolongan penyakit emergency bagi masyarakat.
Sehingga Kemenkes melaunching sistem penanggulangan gawat darurat terpadu melalui Nasional Command Center (NCC), Province Command Center (PCC) dan Public Safety Center (PSC).
Sumarjaya mengatakan pemerintah berharap bisa mengintegrasikan penanganan penyakit emergency ini dengan membentuk Nasional Command Center, menghubungkan seluruh rumah sakit yang ada.
“Kalau ada aplikasi yang sudah diciptakan menginteroperabilitas, bagaimana menyambungkan satu kesatuan itu tugas kita, sehingga datanya (pasien emergency) bisa keluar secara nasional,” kata Sumarjaya, Selasa (1/10/2024).
NTB sebagai salah satu daerah yang sedang mengembangkan pariwisata bertaraf internasional, harus didukung dengan keberadaan PCC.
Sementara disetiap kabupaten/kota keberadaan Public Safety Center (PSC) menjadi penting, untuk mendukung penanganan kasus penyakit emergency.
“Ada events MotoGP dan itu harus kita perkuat dengan ambulance dan petugasnya,” kata Sumarjaya.
Sekertaris Daerah Provinsi NTB H Lalu Gita Ariadi mengatakan, potensi pariwisata NTB dengan gugusan pengunungan, potensi dasar laut dan hamparan yang indah, namun menyimpan potensi bencana yang tinggi.
Mantan Penjabat Gubernur NTB itu menjelaskan, keberadaan PCC di NTB sangat penting, pasalnya sebagai daerah yang memiliki potensi kebencanaan tinggi bisa saja melanda sewaktu-waktu.
“SDM sudah kita latih untuk masyarakat, kita NTB terus meningkatkan, besok kita menjadi tuan rumah PON dan banyak event internasional lainnya,” kata Gita.
Direktur RSUD Provinsi NTB dr H Lalu Herman Mahaputra alias Dokter Jack mengatakan, keberadaan PCC 119 di NTB menjadi yang pertama di Indonesia. Launching ini bertujuan untuk menyeragamkan sistem penanganan penyakit emergency.
“Kalau sudah berintegrasi penanganan bisa lebih cepat dan baik, mengurangi risiko kematian,” kata Dokter Jack.
Dia menyebutkan dari 330 rumah sakit yang memiliki PCC dan PSC baru 90 yang terintegrasi, sehingga dengan launching sekaligus pelantihan tersebut bisa mengintegrasikan setiap rumah sakit.
Dokter Jack menjelaskan penanganan kasus penyakit emergency bisa dilakukan dengan cara melaporkan dari rumah, nantinya petugas PCC yang akan melakukan penjemputan. Sementara untuk daerah wisata, dia berharap fasilitas pendukung bisa bertambah.
“Misalnya kita di NTB, Kabupaten Lombok Utara harus memiliki boat (kapal) PCC kalau ada insiden di Gili Trawangan,” pungkasnya.