Lombok Barat – Ditengah isu perang Ukrania-rusia, Dua komoditas pertanian dan kelautan perikanan Provinsi NTB moncer di dunia internasional diekspor pada Rabu, 9 Oktober 2024. Nilainya mencapai Rp18 miliar.
Pelepasan ekspor dilakukan di Kantor Balai Karantina NTB di Lembar, Kabupaten Lombok Barat oleh Sekda NTB, Drs. H. Lalu. Gita Ariadi, M. Si bersama Kepala Balai Karantina NTB, Agus Mugiyanto.
Vanili organik diekspor oleh UD. Rempah Organic Lombok, senilai Rp6 miliar. Sementara mutiara laut yang diekspor adalah hasil budidaya PT. Auto Pearl Culture di perairan Lombok Timur.
Vanili organik diekspor ke Amerika Serikat. Sementara mutiara diekspor ke Australia dengan volume 44 Kg atau senilai Rp 12 miliar. Sebelumnya, pada 1 Oktober 2024, PT. Auto Pearl juga melakukan ekspor mutiara dengan volume 42 Kg atau senilai Rp11 miliar.
Komiditas yang diekspor ini merupakan dampingan dari Balai Karantina NTB dan kemudahan dokumen-dokumen ekspor.
Secara bersamaan pelepasan ekspor, sekaligus diserahkan kepada para eksportir sertifikat Health Certificate For Fish and Fish Products ( KI-1) atau Sertifikat Kesehatan Ikan Dan Produk Ikan (Ekspor) KI-1. 9.
Sekda NTB, Drs. H. Lalu. Gita Ariadi, M. Si menekankan pentingnya K3. K3 pertama dimaksud adalah Kualitas bagi vanili organik yang diekspor. Ini peluang bagi petani untuk memproduksii vanili dengan tanpa menggunakan bahan-bahan kimia.
kedua adalah Kuantitas, petani dituntut untuk meningkatkan terus menerus produksi, ditengah tingginya permintaan pasar luar negeri.
“Kita punya potensi lahan yang cukup mendukung. Tinggal Dinas Pertanian mendorong untuk masyarakat demam Bertani vanili organik,” katanya.
Menjaga Kontinyuitas, didalamnya dukungan pemerintah untuk mendukung para eksportir memenuhi syarat-syarat ekspor dengan mudah. Sehingg ekspor komoditas semakin meningkat dan berkesinambungan.
Kepala Balai Karantina NTB, Agus Mugiyanto juga menyampaikan, Karantina mendukung semua produk yang dihasilkan di NTB untuk diekspor. Dengan catatan, memenuhi standar untuk dikirim ke luar negeri. Bebas hama dan penyakit.
Untuk mendongkrak perekonomian daerah lebih kuat, menurutnya, bila perlu NTB jangan lagi mengekspor komoditas dalam bentuk barang mentah.
“Sebaiknya yang sudah diolah yang diekspor, kita sama-sama dorong itu. Kalau bisa ekspor bahan olahan sudah jadi karena nilai ekonominya cukup tinggi,” tambahnya.
Peluang pasar di luar negeri sangat terbuka. Tidak terpengaruh oleh negara-negara yang tengah berperang atau berkonflik. Permintaan tetap tinggi.